Selamat Malam Sedulur Sukses , Bagaimana Kabarnya ???
Semoga Baik-Baik Saja Ya .. :)
Kali ini saya akan ajak anda bernostalgia bersama mengingat masa kecil yg tak akan terlupakan ...
Monggo Langsung Saja Dibaca Sampe Selesai ... Cekidoooott ....
Yoaaaaaa! Sebut saja kami: Pasukan pantang pulang sebelum maghrib.
Hampir tiap hari, aku bermain dengan teman-teman kampungku. Mereka ada banyak sekali. Kadang mereka membuatku tertawa, kadang menangis. Tapi semuanya bagiku indah, semua yang aku lakukan bersama teman-teman kampungku. Tak ada sedikit pun rasa dendam waktu itu.
Semua permainan mereka udah tersedia di gadget, tinggal nunggu waktu aja, apakah permainan petak umpet, permainan-nya juga ngikut ngumpet?
Jaman udah berubah, kasian anak kecil jaman sekarang yang banyak makan lagu cinta, bukannya makan kasih sayang. Kemaren, ngeliat ada anak kecil di TV yang sangat histeris sampai nangis karena pengin ketemu CJR ? Aneh, hal yang tidak pernah ane alami waktu kecil dulu dan gak akan pernah mau. Masa kecil ane dulu di obok-obok, bukan di eaaa-eaaaa.
Dan akhirnya, tulisan ini hanyalah sebuah nostalgia, dimana gak mungkin kita balik ke masa lalu, kecuali reinkarnasi. Masa kecil memang menyenangkan, tetapi.. masa depan harus jauh lebih menyenangkan.
Karena Hidup cuma sekali...
Salam Lemper ...
-Katebe Super ...
Semoga Baik-Baik Saja Ya .. :)
Kali ini saya akan ajak anda bernostalgia bersama mengingat masa kecil yg tak akan terlupakan ...
Monggo Langsung Saja Dibaca Sampe Selesai ... Cekidoooott ....
Sore
itu hujan. Teringat masa kecil bersama sahabat-sahabat kecil dulu,
dimana hujan adalah alarm untuk bersuka cita dan bergembira.
Sebutlah
hujan-hujanan, dimana kita esoknya demam menggigil, dimarahi orang tua,
dan tidak masuk sekolah karena flu. Cuma obat dan teh hangat teman
setelah kejadian itu.
Tak ada rasa menyesal. Malah rasa ingin mengulanginya semakin membesar.
Iya, tawa lepas sore itu.
Mungkin,
masa kecilku seperti foto diatas. Dimana tak mungkin waktu itu aku
mem-foto kejadian ketika hujan-hujanan, waktu itu. Mengingat, dulu, aku
lebih sering menghabiskan waktu di dunia nyata, daripada dunia maya.
Atau mungkin, waktu itu memang belum ada dunia maya?
Entahlah…
Dan dimana, hujan sudah reda, kita kembali ke rumah dengan rasa was-was, mama pasti sudah menunggu di depan pintu rumah..
Yoaaaaaa! Sebut saja kami: Pasukan pantang pulang sebelum maghrib.
Entah,
tradisi atau semacam kebiasaan, adzhan maghrib adalah bel kembali ke
rumah, tak kenal apa agamamu, tak kenal apa warna kulitmu, tak kenal
dari mana asalmu. FPI members may not have a childhood. Maybe...
Aku
rindu masa-masa kecil dulu. Masa-masa yang telah lama aku tinggalkan.
Masa kecil yang penuh kenangan, menyenangkan, karena yang menyakitkan
tak pernah mau ku kenang, atau memang sebenarnya tak ada yang
menyakitkan.
Bertempat
tinggal di desa, membuatku, mempunyai banyak sekali teman sepermainan
waktu itu. Tentunya, teman tanpa rekayasa, gak seperti jaman sekarang,
kebanyakan teman udah kayak sinetron, penuh rekayasa.
12:00 WIB.
Bel pulang sekolah berbunyi.
Berarti. It’s time to rock!!
“Maem dulu baru maen,” kata Mama, waktu itu.
“Ya
maaaaaaaaaaaa,” jawabku, sambil mengambil nasi ke piring, sengaja
kutuangkan sedikit, agar dikiranya itu adalah sisa makanan yang baru aku
makan. Males makan. Kehilangan semenit aja jam main itu kalo jaman
sekarang kayak udah kek seharian gak buka Twitter.
Tanpa
sebuah komunikasi lewat handphone apalagi dunia maya, kita berkumpul
dengan lengkap. Aneh. Tapi ini pernah kita alami. Tanpa handphone kita
tetap manusia paling bahagia.
Tempat
bermain kita gak netep, kita punya banyak lahan untuk bermain. Bermain
bola tanpa garis batas itu hal biasa yang kita lakukan, mengingat
berhektar-hektar lahan kosong, di desa kita.
Sedih,
rasanya, sekarang tempat tanpa kemunafikan itu sekarang sudah berbentuk
beton. Ketika uang bisa membeli alam. Remaja sekarang lebih memilih
merasa hijau karena uang bukan karena Alam. Padahal alam menyajikan apa
yang gak bisa dibeli dengan uang..
Bermain di Lapangan
Hampir tiap hari, aku bermain dengan teman-teman kampungku. Mereka ada banyak sekali. Kadang mereka membuatku tertawa, kadang menangis. Tapi semuanya bagiku indah, semua yang aku lakukan bersama teman-teman kampungku. Tak ada sedikit pun rasa dendam waktu itu.
Kami disini biasa bermain:
Bentengan
Bentengan
Petak Umpet
Sejatinya,
permainan kasti adalah memukul bola yang dilempar lawan sejauh-jauhnya,
tapi yang kami lakukan adalah melempar pemukul sejauh-jauhnya.
Kami
juga suka menyatu dengan alam, dengan tumbuh-tumbuhan dan hewan. Meski
siang-siang, terik matahari, panas, kami tak peduli. Kami adalah sahabat
matahari, tak ada yang perlu di takuti.
Lahan
sawah yang habis di panen, serta habis diguyur air hujan juga tempat
favorit kita untuk bermain. Membentuk semacam danau. Yakali danau.
Tepatnya, semacam got berukuran besar. Pulang dengan gatal-gatal, dan
baju putih yang memudar. Dan sebuah omelan. Hal itu sangat menyenangkan
Dengan
bumbu pisang dan daun-daun tanaman. Berlagak kek Chef Juna, padahal kek
tukang pecel lele. Anak-anak mengosrang-ngosreng masakan, diatas wajan
tanah liat.
Epic.
Epic.
Bagi ane, mancing mania mah, gak ada kerennya. Mereka Cuma mancing, terus dapet ikan gede, terus dikembaliin..
Kita Nyebur kali, terjun langsung ke lapangan (makanya kita-kita cocok jadi pejabat, uhuk.), tanpa mengenal gatal, tanpa mengenal campur air kencing orang, sampe ‘pup’ pun kita terjang. Masa kecil tak terlupakan.
Kita Nyebur kali, terjun langsung ke lapangan (makanya kita-kita cocok jadi pejabat, uhuk.), tanpa mengenal gatal, tanpa mengenal campur air kencing orang, sampe ‘pup’ pun kita terjang. Masa kecil tak terlupakan.
Ane
malah kasian sama anak kecil jaman sekarang, yang masih kecil, tapi
udah di kasih gadget, gak ada kerennya sama sekali. Mereka berhak
berkeringat, mereka berhak berteman dengan alam, mereka berhak tertawa
bersama di tanah lapang bersama burung-burung perkutut..
Semua permainan mereka udah tersedia di gadget, tinggal nunggu waktu aja, apakah permainan petak umpet, permainan-nya juga ngikut ngumpet?
Jaman udah berubah, kasian anak kecil jaman sekarang yang banyak makan lagu cinta, bukannya makan kasih sayang. Kemaren, ngeliat ada anak kecil di TV yang sangat histeris sampai nangis karena pengin ketemu CJR ? Aneh, hal yang tidak pernah ane alami waktu kecil dulu dan gak akan pernah mau. Masa kecil ane dulu di obok-obok, bukan di eaaa-eaaaa.
Dan akhirnya, tulisan ini hanyalah sebuah nostalgia, dimana gak mungkin kita balik ke masa lalu, kecuali reinkarnasi. Masa kecil memang menyenangkan, tetapi.. masa depan harus jauh lebih menyenangkan.
Karena Hidup cuma sekali...
Salam Lemper ...
-Katebe Super ...